Agungnya Bulan Dzulhijjah Dan Kiat Meraih Keagungannya

Agungnya Bulan Dzulhijjah Dan Kiat Meraih Keagungannya

Bulan Dzulhijjah termasuk diantara salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala selain Rojab, Dzulqo’dah dan Muharrom. Alloh Ta’ala melalui lisan mulia Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kemuliaan bulan Dzulhijjah;

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ – يَعْنِي أَيَّامُ الْعُشْرِ – قَالُوا : يَا رَسُوْلَ الله وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Alloh daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: Ya Rosululloh, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhori)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ وَلَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ اَلْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعُشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ

“Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Alloh untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu mengucapkan tahlil, takbir dan tahmid.” (HR. Ahmad)

AMALAN YANG DIANJURKAN DI BULAN DZULHIJJAH

Lantas apakah ada disana amalan-amalan khusus yang bisa kita laksanakan di bulan tersebut yang menjadikan kita dilipatgandakan ketika melaksanakannya? Ya, Ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan di sepuluh hari di bulan dzulhijjah, diantaranya,

  1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umroh

Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain:

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ.

“Dari umroh ke umroh adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga.” [HR. Bukhori Muslim]

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu dia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang amalan yang paling utama maka beliau bersabda:

إِيْمانٌ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ، قِيْلَ: ثُمَّ ماذا؟ قالَ: جِهادٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ، قِيْلَ: ثُمَّ ماذا؟ قالَ: حَجٌّ مَبْرُوْرٌ

“Iman kepada Alloh dan Rasul-Nya.” Ditanyakan kepada beliau, “Kemudian amalan apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Alloh.” Kemudian beliau ditanya lagi, Beliau menjawab, “Haji yang mabrur.” (HR. Bukhori)

Dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَابِعُوْا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوْبَ، كَمَا يَنْفِي الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُوْرَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ.

“Iringilah antara ibadah haji dan umroh karena keduanya menghilangkan dosa dan kefakiran, sebagaimana alat peniup api menghilangkan kotoran (karat) besi, emas dan perak, dan tidak ada balasan bagi haji mabrur melainkan Surga.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasai).

  1. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Alloh Ta’ala untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi:

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

“Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.” [HR. Bukhori Muslim]

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْماً فِي سَبِيْلِ اللهِ ، إِلاَّ بَاعَدَ اللهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفَ

“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Alloh melainkan Alloh pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” [HR. Bukhori Muslim]

Mengenai puasa hari arafah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالَّتِي بَعْدَهُ

“Berpuasa pada hari Arofah aku berharap kepada Alloh dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya.” (HR. Muslim)

  1. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut

Hal ini sebagaimana firman Alloh Ta’ala,

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“…. dan supaya mereka menyebut nama Alloh pada hari-hari yang telah ditentukan ….” [QS. Al-Hajj: 28]

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma,

فَأَكْثِرُوا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ

“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid.” [HR. Ahmad]

Imam Bukhori rohimahulloh menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhum keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq   meriwayatkan dari fuqaha’ tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan:

Allohu Akbar, Allohu Akbar, Laa Ilaha Ilalloh, wallohu Akbar, Allohu Akbar wa Lillahil Hamdu

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Alloh Ta’ala,

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

“Dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. [QS. Al-Baqoroh: 185]

  1. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa

Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Karena maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Alloh, dan keta’atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Alloh kepadanya.

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ يُغَارُ وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمَرْءُ مَا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ

“Sesungguhnya Alloh itu cemburu, dan kecemburuan Alloh itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Alloh terhadapnya.” [HR. Bukhori Muslim]

  1. Banyak Beramal Sholih

Berupa ibadah sunat seperti: shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Alloh daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

  1. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq

Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat ‘Id. Dan disyariatkan pula takbir muqoyyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah; bagi selain jama’ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arofah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

  1. Melaksanakan Sholat ‘Idul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

  1. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrohim ‘alaihissalam, yakni ketika Alloh Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung.

وَقَدْ ثَبَتَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا

Diriwayatkan bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Alloh dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu. [HR. Bukhori dan Muslim]

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

logo-removebg-preview

Sekolah Tahfidz Kejuruan

www.TahfidzKejuruan.org

0818-940-627

admin@tahfidzkejuruan.org

0818-940-627

Copyright © 2021 Tahfidz Kejuruan. All Rights Reserved