Pendahuluan
Sejarah Hijrahnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, mungkin sebagian besar masyarakat pada umumnya banyak yang belum mengetahui secara menyeluruh bahkan detail tentang sejarah islam. Bertepatan dengan bulan Muharram di tahun Hijrah banyak terjadinya sejarah islam salah satunya peristiwa Hijrahnya Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya mengetahui sejarah tentang islam agar bisa menjadi manusia yang memiliki kepribadian baik sebagai seorang muslim dan agar dapat meningkatkan iman kita kepada Allah Ta’ala. Sejarah islam memiliki banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil untuk kehidupan kita sebagai manusia, terutama sebagai umat muslim, baik untuk bermuamalah sesama manusia maupun untuk meningkatkan iman seorang muslim. Sebaiknya di setiap bergantinya hari, bulan dan tahun, seorang muslim harusnya selalu ada peningkatan dalam ibadahnya.
Isi
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, hai sahabat terampil, bagaimana kabar kalian semua? Semoga allah selalu melindungi dan memberikan kesehatan kepada kita semua yaa sahabat terampil. Kali ini aku mau membahas sejarah hijrahnya salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ nih, salah satu cirinya beliau adalah sahabat yang paling pertama masuk islam, menurut kalian siapakah beliau? Yaps benar Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu. Yuk mari kita baca dan simak dengan seksama kisah Hijrahnya Abu Bakar Ash-Shiddiq.
A. Siapakah Abu Bakar Ash-Shiddiq?
Abu Bakar Ash Shiddiq lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafa pada tahun 573 M dan wafat pada 23 jumadil akhir tahun 13 H setelah tahun Gajah, bertepatan pada usianya ke-63 tahun. Abu Bakar merupakan putra dari keluarga bangsawan terhormat yang ada di makkah. Sebelum masuk islam, Beliau bernama Abdul Ka’bah. Ayahnya yang bernama Utsman bin Amir masuk islam tepat pada peristiwa Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah).
Sebelum meninggal dunia, Abu Bakar Ash Shiddiq sudah menderita sakit selama kurang lebih 15 hari. Pada saat itu, dirinya hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur dan tidak dapat melakukan shalat berjamaah bersama sahabat lainnya. Berhubung Abu Bakar selalu ditunjuk sebagai imam masjid, tetapi kala itu tengah sakit, maka digantikan oleh Umar bin Khattab supaya shalat berjamaah tetap dapat berjalan.Terkait penyebab sakitnya ini, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Abu Bakar mengonsumsi makanan yang telah diracun oleh seorang yahudi. Kala itu, Abu Bakar tengah memakannya bersama al-Harist bin Kaladah dan al-Atab bin Usaid, yang kemudian keduanya mengalami penyakit sama dan meninggal di hari yang sama pula. Beliau dimandikan oleh istrinya yang bernama Asma’ binti Amisy, sesuai dengan wasiatnya dan dimakamkan di rumah putrinya, Aisyah, tepatnya di dekat Masjid Nabawi. Abu Bakar disebut-sebut sebagai sosok yang selalu menemani Nabi Muhammad Shallallahu’alaihiwassalam sejak masuk islam hingga wafat. Yap, Abu Bakar Ash Shiddiq ini adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad ﷺ. Sebelum masuk islam, namanya adalah Abdul Ka’ab yang kemudian diganti menjadi Abdullah.
Dalam hal pernikahan, Abu Bakar telah menikah dengan 2 orang istri di Makkah, yakni Qatilah binti al-’Azy dan Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimar. Dari istri pertama, dirinya dianugerahi dua orang anak bernama Abdullah dan Asma. Sementara dari istri keduanya, dirinya dianugerahi dua anak pula yakni Abdurrahman dan Aisyah.
B. Keutamaan – Keutamaan yang dimiliki Oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Abu Bakar Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad ﷺ dari golongan umat beliau
Ibnu ‘Umar Radhiallahu’anhu berkata:
كنا نخيّر بين الناس في زمن النبي صلى الله عليه وسلم ، فنخيّر أبا بكر ، ثم عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم
“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi ﷺ. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu” (HR. Bukhari)
- Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad ﷺ di gua ketika dikejar kaum Quraisy
Allah Ta’ala berfirman,
ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا
“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita”” (QS. At Taubah: 40)
As Suhaili berkata: “Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah ﷺ berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak berkata ‘janganlah kamu takut’ karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah ﷺ sangat mendalam sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan”. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata kepadanya:
نظرت إلى أقدام المشركين على رؤوسنا ونحن في الغار فقلت : يا رسول الله لو أن أحدهم نظر إلى قدميه أبصرنا تحت قدميه . فقال : يا أبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما
“Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya, mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah’
Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi ﷺ. Juga ketika dalam perjalanan hijrah, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi ﷺ, terkadang di belakangnya, terkadang di kanannya, terkadang di kirinya.
- Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama
Dan kita diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ untuk meneladani khulafa ar rasyidin, sebagaimana sabda beliau:
عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ
“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin setelahku. Gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya. Hadits ini shahih dengan seluruh jalannya)
- Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad
Oleh karena itu Nabi ﷺ menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada haji sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:
بعثني أبو بكر الصديق في الحجة التي أمره عليها رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل حجة الوداع في رهط يؤذنون في الناس يوم النحر : لا يحج بعد العام مشرك ، ولا يطوف بالبيت عريان
“Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah ﷺ untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha bahwa tidak boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di ka’bah dengan telanjang”
Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi ﷺ ketika perang Tabuk.
- Abu Bakar Ash Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika Rasulullah ﷺ menganjurkan sedekah
Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نتصدق ، فوافق ذلك مالاً فقلت : اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما . قال : فجئت بنصف مالي ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أبقيت لأهلك ؟ قلت : مثله ، وأتى أبو بكر بكل ما عنده فقال : يا أبا بكر ما أبقيت لأهلك ؟ فقال : أبقيت لهم الله ورسوله ! قال عمر قلت : والله لا أسبقه إلى شيء أبدا
“Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah ﷺ bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah ﷺ lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)
- Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq
Allah Ta’ala berfirman:
وَسَيُجَنَّبُهَا الأَتْقَى * الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى * وَمَا لأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى * إِلا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الأَعْلَى * وَلَسَوْفَ يَرْضَى
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)
C. Kisah Islamnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Jasanya terhadap Dakwah Islam
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, disebutkan bahwa beliau adalah seorang pedagang pada masa jahiliyah. Adapun sebab keislaman beliau adalah setelah bermimpi di Syam. Dalam mimpinya, beliau melihat matahari dan bulan dalam pangkuannya. Kemudian beliau mengambil keduanya dengan tangan, didekap di dadanya, dan memakaikan jubahnya kepada keduanya.
Ketika Abu Bakar terjaga, beliau pergi ke rahib Nasrani untuk menanyakan tentang mimpi itu. Beliau menceritakan mimpinya dan meminta tabir darinya. Sang rahib bertanya, “Engkau dari mana?”. Beliau Radhiyallahu Anhu menjawab: “Dari Makkah”. Dia bertanya “Dari kabilah apa?”, Beliau Radhiyallahu Anhu menjawab: “Dari Kabilah Tamim”. Sang Rahib bertanya lagi: “Apa pekerjaanmu?”, Abu Bakar menjawab: “Berdagang”. Lalu sang Rahib berkata: “Pada masamu akan keluar seorang lelaki dari Hasyimy namanya Muhammad Al-Amin , dia dari kabilah Hasyim dan dia akan menjadi Nabi akhir zaman. Kemudian dia (rahib) berkata: “Aku mendapati perangai dan sifatnya di Taurat, Injil dan Zabur, dan sesungguhnya aku telah masuk Islam baginya dan aku menyembunyikan keislamanku karena takut dari orang-orang Nasrani”.
Ketika Abu Bakar mendengar penjelasan rahib itu tentang sifat Nabi ﷺ, luluhlah hatinya dan rindu mengunjungi Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian Abu Bakar kembali ke Makkah dan mencari Nabi Muhammad ﷺ dan akhirnya bertemu Beliau.
Abu Bakar menyukai beliau ﷺ dan tidak sabar walau sesaat memandang wajah beliau ﷺ. Setelah sekian lama, suatu hari Rasulullah ﷺ berkata padanya: “Wahai Abu Bakar, setiap hari engkau datang kepadaku dan duduk bersamaku, mengapa engkau tidak masuk Islam?’’ Abu Bakar Radhiyallahu Anhu menjawab, “Andai kata engkau adalah seorang Nabi, maka engkau harus memiliki mukjizat “. Nabi ﷺ bersabda: “Tidakkah cukup bagimu mukjizat yang telah engkau lihat di Syam dan telah dita’birkan oleh Rahib tersebut, dan dia telah mengabarimu tentang keislamannya”. Mendengar ucapan Rasulullah itu, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu langsung berkata: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah dan bahwa engkau (Muhammad) adalah utusan Allah”. Abu Bakar pun memeluk Islam dan memperbagus keislamannya.
Jasanya terhadap Dakwah Islam:
- Jasanya yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam Islam paling pertama.
- Hijrahnya beliau bersama Nabi ﷺ
- Ketegaran beliau ketika hari wafatnya Nabi ﷺ
- Sebelum terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70 orang yang disiksa orang kafir karena alasan bertauhid kepada Allah. Di antara mereka adalah Bilal bin Rabbaah, ‘Amir bin Fahirah, Zunairah, Al Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani Mu’ammal, Ummu ‘Ubais
- Salah satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi khalifah beliau memerangi orang-orang murtad
- Musailamah Al Kadzabdibunuh di masa pemerintahan beliau
- Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana keinginan Rasulullah ﷺ. Dan akhirnya Syam pun di taklukan, demikian juga Iraq.
- Di masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan. Beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkannya.
- Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan dilepaskannya Khalid bin Walid, ia berkata:
والله لا أشيم سيفا سله الله على عدوه حتى يكون الله هو يشيمه
“Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tujukan kepada musuhnya sampai Allah yang menghunusnya” (HR. Ahmad dan lainnya)
- Beliau juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab
D. Sahabat – Sahabat yang Masuk Islam Melalui Perantaraan Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Utsman bin Affan
- Sa’id bin Al-Ash
- Hathib
- Abu Hudzaifah
- Amir bin Fuhairah
- Abu Ubadah
- Zubair bin Awam
- Abdurrahman bin Auf
- Sa’ad bin Abi Waqash
- Ammar Bin Yasir
E. Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq Menemani Nabi Hijrah ke Madinah
Ibnu Hisyam dalam kitab Shirah Nabawiyahnya mencatat, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang bersegera memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya untuk berhijrah. Ia meminta izin kepada Rasulullah untuk berhijrah. Namun beliau ﷺ bersabda, “Jangan terburu-buru. Semoga Allah menjadikan untukmu teman (hijrah)”. Rasulullah berharap agar Abu Bakar menjadi temannya saat berhijrah menuju Madinah.
Suatu hari Jibril memberi kabar kepada Rasulullah bahwa orang-orang Quraisy telah membulatkan tekad untuk membunuh beliau. Jibril memerintahkan agar tidak lagi menghabiskan malam di Mekkah.
Nabi pun mendatangi Abu Bakar dan mengabarkannya bahwa waktu hijrah telah tiba untuk mereka. Aisyah radhiallahu ‘anha yang saat itu berada di rumah Abu Bakar mengatakan, “Saat kami sedang berada di rumah Abu Bakar, ada seorang yang mengabarkan kepada Abu Bakar kedatangan Rasulullah dengan menggunakan cadar (penutup muka). Beliau datang pada waktu yang tidak biasa”. Kemudian beliau ﷺ meminta izin untuk masuk, dan Abu Bakar mengizinkannya. Beliau bersabda, “Perintahkan semua keluargamu untuk hijrah”. Abu Bakar menjawab, “Mereka semua adalah keluargamu wahai Rasulullah”.Rasulullah kembali mengatakan, “Sesungguhnya aku sudah diizinkan untuk hijrah”. Abu Bakar menanggapi, “Apakah aku menemanimu (dalam hijrah) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Iya.”
Lalu Rasulullah menunggu malam datang. Pada malam hari, Nabi keluar dari rumahnya yang sudah dikepung orang-orang kafir Quraisy. Lalu Allah menjadikan mereka tidak dapat melihat Nabi ﷺ. Saat itu Rasulullah menabur debu di kepala-kepala mereka, namun mereka tidak menyadarinya. Beliau menjemput sahabat Abu Bakar yang saat itu itu sedang tertidur. Abu Bakar pun menangis bahagia, karena menemani Rasulullah berhijrah. Aisyah mengatakan, “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”. Perjalanan berat yang mempertaruhkan nyawa itu, Abu Bakar sambut dengan tangisan kebahagiaan.
Sembunyi di Gua Tsur
Dalam perjalanan hijrah ke Madinah, Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar bersembunyi di sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Tsur atau Tsaur. Gua Tsur adalah gua berada di puncak Jabal (bukit) Tsur Kota Makkah, berjarak terletak sekitar 7 Km dari Masjidil Haram. Nabi dan Abu Bakar sembunyi di Gua Tsur untuk menghindari kejaran kafir Quraisy.
Ketika sampai di mulut gua, Abu Bakar berkata, “Demi Allah, janganlah Anda masuk ke dalam gua ini sampai aku yang memasukinya terlebih dahulu. Kalau ada sesuatu (yang jelek), maka akulah yang mendapatkannya bukan Anda”. Abu Bakar masuk kemudian membersihkan gua tersebut. Setelah itu, Abu Bakar tutup lubang-lubang di gua dengan kainnya karena ia khawatir jika ada hewan yang membahayakan Rasulullah keluar dari lubang-lubang tersebut; ular, kalajengking. Hingga tersisalah dua lubang, yang nanti bisa ia tutupi dengan kedua kakinya.
Setelah itu, Abu Bakar mempersilakan Rasulullah masuk ke dalam gua. Rasulullah pun masuk dan tertidur di pangkuan Abu Bakar. Ketika Rasulullah istirahat, tiba-tiba seekor hewan menggigit kaki Abu Bakar. Ia menahan dirinya untuk tidak bergerak menahan gigitan hewan itu (riwayat lain menyebut seekor ular). Abu bakar berusaha sekuat tenaga menahan sakit karena tidak ingin membangunkan Rasulullah dari istirahatnya.
Namun, Abu Bakar adalah manusia biasa. Rasa sakit akibat sengatan hewan itu membuat air matanya menetes dan terjatuh di wajah Rasulullah. Sang kekasih Allah pun terbangun, kemudian bertanya, “Apa yang menimpamu wahai Abu Bakar?” Abu Bakar menjawab, “Aku disengat sesuatu”. Kemudian Rasulullah mengobatinya. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Nabi mengobati Abu Bakar dengan ludah beliau.
Melindungi Nabi dari Teriknya Matahari
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Abu Bakar menceritakan hijrahnya bersama Nabi. “Kami berjalan siang dan malam hingga tibalah kami di pertengahan siang. Jalan yang kami lalui sangat sepi, tidak ada seorang pun yang lewat. Aku melemparkan pandangan ke segala penjuru, apakah ada satu sisi yang dapat kami dijadikan tempat berteduh. Akhirnya, pandanganku terhenti pada sebuah batu besar yang memiliki bayangan. Kami putuskan untuk istirahat sejenak di sana. Aku ratakan tanah sebagai tempat istirahat Nabi ﷺ, lalu kuhamparkan sehelai jubah kulit dan mempersilahkan beliau untuk tidur di atasnya. Istirahatlah wahai Rasulullah. Beliau pun beristirahat.
Setelah itu, aku melihat keadaan sekitar. Apakah ada seseorang yang bisa dimintai bantuan. Aku pun bertemu seorang penggembala kambing yang juga mencari tempat untuk berteduh. Aku bertanya kepadanya, “Wahai anak muda, engkau budaknya siapa?” Ia menyebutkan nama tuannya, salah seorang Quraisy yang kukenal. Aku bertanya lagi, “Apakah kambing-kambingmu memiliki susu?” “Iya.” Jawabnya. “Bisakah engkau perahkan untukku?” pintaku. Ia pun mengiyakannya. Setelah diperah. Aku membawa susu tersebut kepada Nabi dan ternyata beliau masih tertidur. Aku tidak suka jika aku sampai membuatnya terbangun. Saat beliau terbangun aku berkata, “Minumlah wahai Rasulullah”. Beliau pun minum susu tersebut sampai aku merasa puas melihatnya.
Mengawal Rasulullah Selama Perjalanan
Diriwayatkan al-Hakim dalam Mustadrak-nya dari Umar bin al-Khattab, ia menceritakan. Ketika Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari gua. Abu Bakar terkadang berjalan di depan Rasulullah dan terkadang berada di belakang beliau. Rasulullah pun menanyakan perbuatan Abu Bakar itu. Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, kalau aku teringat orang-orang yang mengejar (kita), aku berjalan di belakang Anda, dan kalau teringat akan pengintai, aku berjalan di depan Anda”.
Apa yang dilakukan Abu Bakar ini menunjukkan kecintaan beliau yang begitu besar kepada Nabi ﷺ. Ia tidak ingin ada sedikit pun yang mengancam jiwa Nabi. Jika ada mara bahaya menghadang, ia tidak ridha kalau hal itu lebih dahulu menimpa Nabi. Demikianlah kisah indah Abu Bakar bersama Rasulullah. Rasulullah ingin bersama Abu Bakar ketika hijrah dan Abu Bakar pun sangat mencintai Rasulullah. Inilah kecocokan ruh sebagaimana disabdakan Nabi: “Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). Jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berpisah (tidak cocok).” (HR Bukhari dan Muslim)
Kesimpulan
Sahabat nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap Nabi, perjuangan nya yang sangat luar biasa dalam menemani Nabi hijrah dan juga perjuangan yang tidak pantang menyerah dalam menyebarkan dakwah islam.
Saran
Nah, demikian ulasan mengenai Sejarah Hijrahnya Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu,, bagaimana sahabat terampil setelah membaca Sejarah Hijrahnya salah satu sahabat nabi seru bukan? Kita sebagai seorang muslim seharusnya bisa mencontoh sahabat nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap Nabi, perjuangan nya yang sangat luar biasa dalam menemani Nabi hijrah dan juga perjuangan yang tidak pantang menyerah dalam menyebarkan dakwah islam. Mungkin di zaman sekarang tidak terlalu sulit untuk menyebarkan dakwah islam ke penjuru dunia, dengan adanya media sosial dan internet kita harusnya memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. Semoga Allah berikan kemudahan kepada kita dalam mempelajari agama islam dan semoga selalu Allah berikan kesehatan kepada kita semua. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Muhammad Yunus, Ajwar
Mahasantri STKIS, Musyrif STKIS
muhyunus220303@gmail.com, ajwaruwais@gmail.com
Daftar Referensi
“www.gramedia.com/literasi/kisah-abu-bakar-ash-shiddiq/”
“muslim.or.id/8725-biografi-abu-bakar-ash-shiddiq.html”
“umma.id/post/kisah-menakjubkan-ketika-abu-bakar-memeluk-islam-547049?lang=id”
“pipin217.wordpress.com/2010/07/16/sahabat-sahabat-rosulullah-yang-masuk-islam-karena-dakwah-abu-bakr/”
“umma.id/article/share/id/1002/362121”